Rabu, 12 Mei 2010

Papua di Mata Dr Kal Muller

Dr Kal Muller, seorang ahli sejarah dan antropologi kelahiran Hongaria yang sudah 15 tahun bekerja sebagai konsultan pada PT Freeport Indonesia (PTFI), Jumat (4/7) di Timika, meluncurkan sebuah buku berjudul Mengenal Papua.

Penerbitan buku tersebut merupakan prakarsa PT FI dan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Papua dengan tujuan sebagai referensi bagi para pelajar Papua dan khalayak umum lainnya sehubungan dengan terbatasnya informasi tentang sejarah dan budaya Papua.

Rencananya, Kal Muller akan menerbitkan empat buku lagi tentang dataran tinggi Papua, pantai selatan Papua, pantai utara Papua serta keanekaragaman hayati Papua.

Saat peluncuran buku tersebut juga dilakukan penyerahan sebanyak 500 buku masing-masing kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Mimika 250 buku, Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) 125 buku serta Keuskupan Timika 125 buku.

Kal Muller mengatakan buku Mengenal Papua khusus diterbitkan untuk referensi pelajar SLTP dan SLTA serta para mahasiswa guna lebih mengenal budaya dan adat istiadat Papua yang sangat beranega ragam. "Sejak dulu hingga sekarang sulit untuk mendapatkan buku tentang Papua," tutur Muller yang sudah 32 tahun berkeliling Indonesia.

Karena sedikitnya referensi tentang Papua, mengakibatkan hingga saat ini para pelajar di Papua harus belajar buku-buku sejarah Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan kesultanan-kesultanan di Jawa, Sumatera, Sulawesi. "Orang Papua juga harus belajar tentang Papua agar mengerti sejarah dan budayanya sendiri. Orang Indonesia yang lain juga harus belajar tentang Papua," kata Muller.

Sementara itu Sekretaris Keuskupan Timika, Pastor Vincent Suparman SCJ mengaku hingga sekarang masih banyak orang yang mengkonotasikan Papua dengan hal-hal yang negatif seperti menganggap masyarakat yang masih memakai koteka sebagai primitif dan lainnya.

Pastor Vincent juga mengaku prihatin karena hingga kini banyak orang Papua yang justru belajar tentang budaya dari luar Papua ketimbang budaya dan adat istiadat daerahnya sendiri. "Harapan kami kehadiran buku ini tidak sekedar dibaca lalu disimpan tetapi juga memberikan informasi kepada siapa saja untuk mengenal Papua," ujar Pastor Vincent.

Pastor Vincent menegaskan, Papua tidak hanya identik dengan PT FI tetapi jauh lebih luas dari itu dimana terdapat kekayaan warisan leluhur yang perlu dijaga dan dilestarikan, bahkan Papua dianggap sebagai "paru-paru dunia" yang masih alami.

Sementara itu Kepala Bagian Humas LPMAK Jeremias Imbiri mengatakan akan mendistribusikan buku karangan Kal Muller ke asrama-asrama LPMAK yang kini mendidik putra-putri asli Papua khususnya masyarakat suku Amungme-Kamoro agar lebih mengenal dan mencintai daerah Papua.

Hal serupa dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Mimika, Ausilius You SPd MM yang mengatakan buku karangan Kal Muller nantinya akan didistribusikan ke sekolah-sekolah SLTP dan SLTA di Mimika.

Sedangkan Vice President Social and Local Development PT FI, Arief Latif mengungkapkan penerbitan buku Mengenal Papua merupakan komitmen PT FI dalam memberdayakan masyarakat asli Papua.

Dengan terbitnya buku Mengenal Papua, Arief Latif berharap image negatif tentang Papua semakin terkikis dan setiap orang akan mengetahui bahwa Papua sangat dinamis, kaya dengan keanekaragaman suku, adat-istiadat dan tradisi-tradisi leluhur yang masih dilestarikan dengan baik.

Menurut Arief Latif, pendistribusian buku karangan Kal Muller melalui Dinas Pendidikan dan Pengajaran, LPMAK dan Keuskupan Timika karena ketiga lembaga tersebut memiliki komitmen yang kuat dalam upaya membangun dunia pendidikan di Kabupaten Mimika dan Papua pada umumnya terutama melalui sekolah-sekolah, asrama siswa, gereja dan stake holder yang lainnya.

Dalam buku Mengenal Papua dijelaskan secara umum mengenai gambaran tentang Papua, dimulai dari terbentuknya benua New Guinea, evolusi iklim yang terjadi, keanekaragaman kehidupan, sejarah masyarakat Papua dan Melanesia, perbedaan masyarakat yang hidup di pegunungan dan pesisir, hingga masalah perdagangan dan kontak dengan dunia luar. (ANT)

TIMIKA, PAPUA

Papua di Mata Dr Kal Muller

Dr Kal Muller, seorang ahli sejarah dan antropologi kelahiran Hongaria yang sudah 15 tahun bekerja sebagai konsultan pada PT Freeport Indonesia (PTFI), Jumat (4/7) di Timika, meluncurkan sebuah buku berjudul Mengenal Papua.

Penerbitan buku tersebut merupakan prakarsa PT FI dan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Papua dengan tujuan sebagai referensi bagi para pelajar Papua dan khalayak umum lainnya sehubungan dengan terbatasnya informasi tentang sejarah dan budaya Papua.

Rencananya, Kal Muller akan menerbitkan empat buku lagi tentang dataran tinggi Papua, pantai selatan Papua, pantai utara Papua serta keanekaragaman hayati Papua.

Saat peluncuran buku tersebut juga dilakukan penyerahan sebanyak 500 buku masing-masing kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Mimika 250 buku, Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) 125 buku serta Keuskupan Timika 125 buku.

Kal Muller mengatakan buku Mengenal Papua khusus diterbitkan untuk referensi pelajar SLTP dan SLTA serta para mahasiswa guna lebih mengenal budaya dan adat istiadat Papua yang sangat beranega ragam. "Sejak dulu hingga sekarang sulit untuk mendapatkan buku tentang Papua," tutur Muller yang sudah 32 tahun berkeliling Indonesia.

Karena sedikitnya referensi tentang Papua, mengakibatkan hingga saat ini para pelajar di Papua harus belajar buku-buku sejarah Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan kesultanan-kesultanan di Jawa, Sumatera, Sulawesi. "Orang Papua juga harus belajar tentang Papua agar mengerti sejarah dan budayanya sendiri. Orang Indonesia yang lain juga harus belajar tentang Papua," kata Muller.

Sementara itu Sekretaris Keuskupan Timika, Pastor Vincent Suparman SCJ mengaku hingga sekarang masih banyak orang yang mengkonotasikan Papua dengan hal-hal yang negatif seperti menganggap masyarakat yang masih memakai koteka sebagai primitif dan lainnya.

Pastor Vincent juga mengaku prihatin karena hingga kini banyak orang Papua yang justru belajar tentang budaya dari luar Papua ketimbang budaya dan adat istiadat daerahnya sendiri. "Harapan kami kehadiran buku ini tidak sekedar dibaca lalu disimpan tetapi juga memberikan informasi kepada siapa saja untuk mengenal Papua," ujar Pastor Vincent.

Pastor Vincent menegaskan, Papua tidak hanya identik dengan PT FI tetapi jauh lebih luas dari itu dimana terdapat kekayaan warisan leluhur yang perlu dijaga dan dilestarikan, bahkan Papua dianggap sebagai "paru-paru dunia" yang masih alami.

Sementara itu Kepala Bagian Humas LPMAK Jeremias Imbiri mengatakan akan mendistribusikan buku karangan Kal Muller ke asrama-asrama LPMAK yang kini mendidik putra-putri asli Papua khususnya masyarakat suku Amungme-Kamoro agar lebih mengenal dan mencintai daerah Papua.

Hal serupa dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Mimika, Ausilius You SPd MM yang mengatakan buku karangan Kal Muller nantinya akan didistribusikan ke sekolah-sekolah SLTP dan SLTA di Mimika.

Sedangkan Vice President Social and Local Development PT FI, Arief Latif mengungkapkan penerbitan buku Mengenal Papua merupakan komitmen PT FI dalam memberdayakan masyarakat asli Papua.

Dengan terbitnya buku Mengenal Papua, Arief Latif berharap image negatif tentang Papua semakin terkikis dan setiap orang akan mengetahui bahwa Papua sangat dinamis, kaya dengan keanekaragaman suku, adat-istiadat dan tradisi-tradisi leluhur yang masih dilestarikan dengan baik.

Menurut Arief Latif, pendistribusian buku karangan Kal Muller melalui Dinas Pendidikan dan Pengajaran, LPMAK dan Keuskupan Timika karena ketiga lembaga tersebut memiliki komitmen yang kuat dalam upaya membangun dunia pendidikan di Kabupaten Mimika dan Papua pada umumnya terutama melalui sekolah-sekolah, asrama siswa, gereja dan stake holder yang lainnya.

Dalam buku Mengenal Papua dijelaskan secara umum mengenai gambaran tentang Papua, dimulai dari terbentuknya benua New Guinea, evolusi iklim yang terjadi, keanekaragaman kehidupan, sejarah masyarakat Papua dan Melanesia, perbedaan masyarakat yang hidup di pegunungan dan pesisir, hingga masalah perdagangan dan kontak dengan dunia luar. (ANT)

TIMIKA, PAPUA

kelebihan Indonesia di Mata Dunia

Info ini bisa membangkitkan nilai nasionalisme kita. Karena ternyata di tengah-tengah ‘kemirisan’ yang dihadapi terhadap bangsa ini.

Ternyata Indonesia memiliki banyak sekali kelebihan yang sayang untuk dibiarkan begitu saja, kelebihan itu yaitu :


* Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni) . Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2).


* Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.


* Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hampir penduduk Indonesia (sekitar 130 jt jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.

* Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku.

* Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa Jawa.


* Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi Borobudur di Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850).


* Tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia, yaitu : Pithecanthropus Erectus yang diperkirakan berasal dari 1,8 juta tahun yang lalu.


* Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan Negara ke 70 tertua di dunia.


* Indonesia adalah Negara pertama (hingga kini satu-satunya) yang pernah keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tgl 7 Januari 1965. RI bergabung kembali ke dalam PBB pada tahun 1966.


* Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak merebut lambing supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 x (pertama kali th 1958 & terakhir 2002).


* Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua.


* Indonesia menempati peringkat 1 dalam produk pertanian, yaitu : cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta no.2 dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).

* Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia.


* Terumbu Karang (Coral Reef) Indonesia adalah yang terkaya (18% dari total dunia).


* Indonesia memiliki species ikan hiu terbanyak didunia yaitu 150 species.


* Biodiversity Anggrek terbeser didunia : 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.


* Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat ntuk mencegah pengikisan air laut/abrasi.


* Binatang purba yang masih hidup : Komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo, NTT adalah kadal terbesar di dunia. Panjangnya bias mencapai 3 meter dan beratnya 90 kg.


* Rafflesia Arnoldi yang tumbuh di Sumatera adalah bunga terbesar di dunia. Ketika bunganya mekar, diameternya mencapai 1 meter.

* Memiliki primata terkecil di dunia , yaitu Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm. Hewan yang mirip monyet dan hidupnya diatas pohon ini terdapat di Sulawesi.


* Tempat ditemukannya ular terpanjang di dunia yaitu, Python Reticulates sepanjang 10 meter di Sulawesi.


* Ikan terkecil di dunia yang ditemukan baru-baru ini di rawa-rawa berlumpur Sumatera. Panjang 7,9 mm ketika dewasa atau kurang lebih sebesar nyamuk.

Banyak kan kelebihannya? tinggal cara mengolah dan memeliharanya saja yang harus di dukung dengan kepercayaan diri yang hebat untuk memakai produk kita sendiri.

i Papua, IMS Mata Rantai Penyebaran AIDS

Untuk mencegah penyakit infeksi menular seksual (IMS) sebagai salah satu mata rantai penyebaran virus HIV/AIDS, maka Komisi Penanggulangan HIV/AIDS(KPA) Provinsi Papua menggelar pelatihan penyegaran akselerasi program komprehensif pencegahan HIV melalui transmisi seksual.

"Kegiatan ini dilaksanakan untuk pencegahan HIV melalui program transmisi seksual," ujar Penanggungjawab Kelompok Kerja (Pokja) Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) KPA Provinsi Papua, Frengky Ivakdalam kepada wartawan di sela-sela kegiatan tersebut di Meeting Room, Hotel Mutiara Indah Kotaraja, belum lama ini.

Dijelaskan, latar belakang dilaksanakannya kegiatan itu mengingat umumnya pria pasangan wanita pekerja seksual (WPS) saat berhubungan seksual tidak mau menggunakan kondom. Dan ini sangat berbahaya sekali karena sangat mempermudah masuknya HIV ke seseorang apalagi orang tersebut dalam kondisi IMS.

Berdasarkan survei terpadu biologis perilaku Tahun 2006, sebanyak 95 ribu - 157 ribu WPS dan 85 ribu - 107 ribu WPS dalam berhubungan seksual tidak menggunakan kondom. "Ini bertujuan meningkatkan kemampuan semua pemangku kepentingan di lokasi dalam
melaksanakan akselerasi program komprehensif pencegahan HIV melalui transmisi seksual di wilayah kerjanya masing-masing," terangnya.

Dikatakan, tempat yang dipilih dalam kegiatan tersebut adalah di Lokalisasi Tanjung Elmo. Alasannya, karena di sana sudah ada peraturan daerah untuk penggunaan kondom dan ada komitmen aturan lokal yang disepakati di dalamnya.

"Kami masih fokus di Lokalisasi Tanjung Elmo karena mereka bisa terukur dan terpantau IMS dan HIV-nya, untuk WPS jalanan belum bisa kami laksanakan, karena mereka menyebar. Ya sebelum dilakukan transmisi seksual, terlebih dahulu harus dilatih," ujarnya.

Ditambahkannya, transmisi seksual itu merupakan program untuk memutuskan mata rantai IMS dan HIV, sebab dalam transmisi itu akan dilaksanakan screaning (pembersihan) penyakit IMS, seperti pencegahan dan pengobatan spilis dan penyakit IMS lainnya.(nls)

STATISTIK DINAS KEHUTANAN PAPUA TAHUN 2006

STATISTIK DINAS KEHUTANAN PAPUA
TAHUN 2006

Pengikut