Rabu, 12 Mei 2010

i Papua, IMS Mata Rantai Penyebaran AIDS

Untuk mencegah penyakit infeksi menular seksual (IMS) sebagai salah satu mata rantai penyebaran virus HIV/AIDS, maka Komisi Penanggulangan HIV/AIDS(KPA) Provinsi Papua menggelar pelatihan penyegaran akselerasi program komprehensif pencegahan HIV melalui transmisi seksual.

"Kegiatan ini dilaksanakan untuk pencegahan HIV melalui program transmisi seksual," ujar Penanggungjawab Kelompok Kerja (Pokja) Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) KPA Provinsi Papua, Frengky Ivakdalam kepada wartawan di sela-sela kegiatan tersebut di Meeting Room, Hotel Mutiara Indah Kotaraja, belum lama ini.

Dijelaskan, latar belakang dilaksanakannya kegiatan itu mengingat umumnya pria pasangan wanita pekerja seksual (WPS) saat berhubungan seksual tidak mau menggunakan kondom. Dan ini sangat berbahaya sekali karena sangat mempermudah masuknya HIV ke seseorang apalagi orang tersebut dalam kondisi IMS.

Berdasarkan survei terpadu biologis perilaku Tahun 2006, sebanyak 95 ribu - 157 ribu WPS dan 85 ribu - 107 ribu WPS dalam berhubungan seksual tidak menggunakan kondom. "Ini bertujuan meningkatkan kemampuan semua pemangku kepentingan di lokasi dalam
melaksanakan akselerasi program komprehensif pencegahan HIV melalui transmisi seksual di wilayah kerjanya masing-masing," terangnya.

Dikatakan, tempat yang dipilih dalam kegiatan tersebut adalah di Lokalisasi Tanjung Elmo. Alasannya, karena di sana sudah ada peraturan daerah untuk penggunaan kondom dan ada komitmen aturan lokal yang disepakati di dalamnya.

"Kami masih fokus di Lokalisasi Tanjung Elmo karena mereka bisa terukur dan terpantau IMS dan HIV-nya, untuk WPS jalanan belum bisa kami laksanakan, karena mereka menyebar. Ya sebelum dilakukan transmisi seksual, terlebih dahulu harus dilatih," ujarnya.

Ditambahkannya, transmisi seksual itu merupakan program untuk memutuskan mata rantai IMS dan HIV, sebab dalam transmisi itu akan dilaksanakan screaning (pembersihan) penyakit IMS, seperti pencegahan dan pengobatan spilis dan penyakit IMS lainnya.(nls)

Tidak ada komentar:

Pengikut